Terkini dari Konflik Iran-Israel: Trump minta Iran Menyerah-Nasib WNI



Ilustrasi peta Iran dan Israel. Foto: Shutterstock

Konflik antara Iran-Israel sudah memasuki hari ke enam. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa situasi bakal mereda.

Saling serang masih terjadi, Iran menggunakan rudal hipersoniknya untuk menyerang Israel. Sementara Israel terus menghajar Iran lewat kekuatan udaranya.

Apa saja perkembangan terkini? Berikut kumparan rangkum.

Saling Serang Terkini, Rudal Hipersonik dari Iran dan Efektifitas Militer Israel

Kedua negara menggunakan instrumen maut mereka untuk saling merusak. Iran menggunakan Rudal Hipersoniknya, Fattah-1, yang diklaim bisa menembus sistem anti rudal Iron Dome milik Israel.

“Gelombang ke-11 dari Operation Fair Promise 3 yang membanggakan dengan menggunakan rudal Fattah-1 telah dilaksanakan,” ucap pernyataan Garda Revolusi Iran pada Rabu (18/6) seperti dikutip dari Reuters.

Dari dalam negeri, Iran juga menggalakkan operasi kontra intelijen. Mereka berhasil meringkus 5 agen Mossad.

Rudal Hipersonik Iran ditembakkan ke Israel, Rabu (18/6). Foto: Atta Kenare/AFP

“Para tentara bayaran ini berusaha menebar ketakutan di antara publik dan mencoreng citra suci sistem Republik Islam Iran lewat aktivitas yang terencana secara bold,” kata laporan kantor berita Tasnim dan ISNA yang mengutip pernyataan Garda Revolusi Iran.

Sementara Israel memilih menggunakan serangan udara yang presisi. Pada hari yang sama itu, 50 jet tempur Israel menghajar sejumlah goal di Iran seperti tempat produksi rudal dan nuklir.

Hasilnya, dua tempat produksi nuklir Iran dihancurkan Israel. Pengumuman tersebut disampaikan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Rabu (18/6), tak lama usai Israel meluncurkan serangan udara besar ke Teheran dan sekitarnya.

Sebuah jet tempur F-15 melepaskan suar milik Israel. Foto: Amir Cohen/REUTERS

“IAEA memiliki informasi bahwa dua fasilitas produksi sentrifus di Iran, workshop TESA Karaj dan Pusat Penelitian Teheran, terkena serangan,” kata IAEA dalam sebuah posting di X, seperti dikutip dari AFP.

“Kedua lokasi tersebut sebelumnya berada di bawah pemantauan dan verifikasi IAEA sebagai bagian dari JCPOA,” tambah mereka.

Sementara jumlah korban sipil sejauh ini tercatat 240 orang tewas di pihak Iran, sementara 24 orang tewas di pihak Israel dengan ribuan luka-luka dan mengungsi.

Trump Pertimbangkan Ikut Campur, Ancam Iran dan Minta Iran Menyerah Tanpa Syarat

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menggelar rapat dengan Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih pada Selasa (17/6). Dalam rapat itu, ia membuka opsi untuk ambil bagian membantu Israel untuk menyerang Iran.

Ada beberapa skenario, turut serta dalam serangan udara atau membantu mengisi bahan bakar pesawat-pesawat Israel agar dapat melakukan serangan jarak jauh ke Iran.

Presiden AS Donald Trump memberi isyarat saat menaiki Air Power One di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 16 Mei 2025. Foto: REUTERS/Brian Snyder

Lalu, ia menyebut dengan mudah bisa menghabisi pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

“Kami tahu persis di mana yang mereka sebut Pemimpin Tertinggi bersembunyi. Dia goal mudah, tapi dia aman di sana. Kami tidak akan menghabisinya setidaknya untuk saat ini,” kata Trump pada Selasa (17/6) seperti dikutip dari Afp.

“Kami tak ingin rudal kami mengenai warga sipil, atau tentara AS. Kesabaran kami mulai menipis. Terima kasih atas perhatian kalian atas masalah ini,” sambung dia.

Selain itu, Trump meminta agar Iran menyerah saja tanpa syarat. Hal itu ia sampaikan di media sosial Fact Social nya.

“MENYERAH TANPA SYARAT!” kata Trump.

Meski begitu, AS juga tetap waspada akan serangan Iran ke Israel. Mereka menutup kedutaan besar mereka di Yerusalem. Terhitung dari Rabu (18/6) hingga Jumat (20/6).

Iran Tak Gentar, Sebut Penghukuman akan Tiba Bagi Israel dan Menolak Tunduk atas AS

Iran terus melawan. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menyebut operasi penghukuman bagi Israel akan segera tiba.

Mousavi mengatakan operasi itu diluncurkan untuk menghukum Israel yang telah melanggar batasan perang.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Foto: Authentic Khamenei web page by the use of REUTERS

“Mengabaikan hukum internasional dengan terus membunuh sekitar 300 jurnalis di Gaza dan Lebanon, serta menyerang Lembaga Penyiaran Republik Islam Iran (IRIB), adalah upaya mereka untuk membungkam suara kebenaran,” kata Mousavi, Selasa (17/6), dikutip dari kantor berita Iran, Irna.

Adapun permintaan menyerah, Ayatollah Khamenei jelas menolaknya.

“Negara ini tidak akan menyerah pada pemaksaan siapa pun,” kata Khamenei dalam pernyataan yang disiarkan di televisi pemerintah, dikutip dari AfpRabu (18/6).

Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat meninjau lokasi usai serangan rudal Iran di Haifa, Israel, Minggu (15/6/2025). Foto: Rami Shlush/REUTERS

“Amerika harus tahu intervensi militer apa pun akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,” lanjutnya.

Selain melepas serangan balasan untuk Israel, Iran juga minta warganya untuk menghapus aplikasi WhatsApp. Sebab, mereka curiga Israel mengumpulkan informasi dari information WhatsApp warga Iran.

Nasib WNI yang Terkatung-katung di Sejumlah Wilayah di Timur Tengah

Imbas dari perang tersebut, sejumlah WNI sempat terjebak di Timur Tengah. Seperti Yordania hingga Israel sendiri.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha menjelaskan ada 8 WNI jemaah haji yang sempat tertahan di Yordania karena penutupan wilayah udara.

Diptalk bersama Judha Nugraha. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan

“Ada delapan jemaah yang terdampar di Amman dan kembali ke Inggris,” kata Judha dalam konferensi pers bold pada Rabu (18/6).

Judha belum memberi penjelasan lanjutan kenapa WNI ini bertolak ke Inggris.

Lalu ada pula WNI yang sempat tertahan di Iran. Mereka ada di kota Qom, dan kini telah keluar lewat bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia.

“Ada dua peziarah WNI di [Kota] Qom yang awalnya pulang lewat bandara tapi karena ditutup, atas bantuan KBRI keluar lewat jalur darat,” sambung Judha.

Lalu, ada 42 WNI peziarah yang tertahan di Yerusalem.

“42 WNI peziarah yang ada di Yerusalem awalnya mereka harus keluar Israel lewat bandara, tapi [jalur udara] tertutup. KBRI Amman membantu memindahkan mereka melalui jalur darat menuju Yordania dan sudah kembali ke Indonesia kemarin,” ungkapnya.

Secara overall Judha mengungkapkan ada 386 WNI di Iran dan 194 WNI di Israel.

Menlu Naikkan Standing Siaga 1 bagi WNI di Iran, Buka Peluang Evakuasi

Menteri Luar Negeri Sugiono mencermati nasib WNI yang ada di Iran. Ia memperhatikan intensitas ketegangan yang kian memanas dalam 2 hari terakhir dan memutuskan untuk menaikkan standing WNI di Iran dari Siaga 2 jadi Siaga 1.

“Maka saya memutuskan untuk meningkatkan Degree kesiagaan di kedutaan Teheran Dari degree siaga 2 menjadi siaga 1 di Teheran,” kata Sugiono kepada wartawan di St. Petersburg, Rusia, pada Rabu (18/6).

Menteri Luar Negeri, Sugiono di St. Petersburg, Rusia pada Rabu (18/6). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Ia juga meminta agar para WNI siap jika keputusan evakuasi dilaksanakan sewaktu-waktu. Untuk itu, ia meminta agar WNI di Iran menjalin komunikasi yang erat dan dekat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia.

“Mulai malam ini Kita juga lagi mengkomunikasikan terus pada seluruh warga negara Indonesia yang ada di Iran untuk selalu menjalin komunikasi yang dekat dan erat dengan Kedutaan,” katanya.

Sejauh ini, opsi evakuasi WNI hanya bisa dilakukan lewat jalur darat. Maka langkah-langkah sudah disusun seperti komunikasi kepada negara-negara tetangga Iran agar mempermudah jalannya evakuasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *