Bayi Lahir Cukup Bulan tapi Berat Badan Rendah, Kondisi Apa yang Terjadi?



Bayi Lahir Cukup Bulan tapi Berat Badan Rendah, Kondisi Apa yang Terjadi? Foto: Shutterstock
Setiap ibu hamil memiliki harapan untuk memiliki janin yang tumbuh dengan standard dan sehat. Tetapi, pertumbuhan bayi di dalam kandungan terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Seperti yang dialami oleh pengguna TikTok @rerydaaaaaa, yang menceritakan pengalamannya melahirkan lebih awal karena bayinya terdeteksi memiliki berat badan rendah. Usia kehamilan dia sebenarnya sudah di atas 38 minggu, sehingga bayinya tidak prematur. Namun, dokter memutuskan untuk mengeluarkan bayi lewat operasi caesar, lantaran berat badan janinnya tidak kunjung bertambah.

“Kata dokter, adik plasentanya kecil jadi asupan makanannya enggak masuk sampai ke janin. Sehingga harus dikeluarkan untuk antisipasi kekurangan oksigen di dalam kandungan. IUGR lebih tepatnya untuk kondisi bayiku,” cerita dia. kumparanMOM sudah diizinkan untuk mengutip unggahannya.

Bayinya pun lahir dengan selamat dengan berat badan 2,1 kg di usia kehamilan ibunya 38 minggu 2 hari. Setelah dikeluarkan, sang bayi tidak langsung menangis, sehingga harus mendapat bantuan alat pernapasan dan masuk ke ruang perinatologi untuk pemantauan lebih khusus.

Sehari berselang, bayinya sudah boleh lepas tabung oksigen, akan tetapi ia tidak boleh langsung bertemu dengan buah hatinya. Bahkan, setelah diizinkan untuk memberi ASI pertama kalinya, si kecil masih kesulitan karena tubuhnya yang masih terlalu kecil. Sehingga, ia memberi ASI dengan cara Pompa eksklusif dan dibantu dengan pipet.

Setelah tiga hari berada di ruang perina, ia dan sang buah hati akhirnya diizinkan pulang. Dan kini pun berat badan bayinya sudah di angka 3,6 kg.

“Meskipun dikatakan bayi kecil yang IUGR, kata pak dokter, bu dokter, dan suster di RS, adik kuat. Bayi BBLR harus lebih ekstra perawatannya untuk memastikan tumbuh kembangnya. Tumbuh sehat bayi kecil,” tulisnya lagi.

Seperti diungkapkan oleh sang ibu, apa sih yang dimaksud dengan IUGR?

Penyebab Pertumbuhan Janin Terhambat atau IUGR

Dalam dunia kedokteran, kondisi saat pertumbuhan janin di dalam kandungan terhambat dikenal dengan istilah IUGR (Pembatasan pertumbuhan intrauterin) atau hambatan pertumbuhan intrauterin.

Janin yang mengalami IUGR tidak berkembang dengan kecepatan standard dan jauh lebih kecil daripada janin lain dengan usia kehamilan yang sama. Istilah ini juga digunakan untuk bayi cukup bulan yang beratnya kurang dari 2,5 kilogram.

Lantas, apa sih yang menyebabkan IUGR terjadi pada janin?

Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Andrew Yurius Christian, Sp.OG, terdapat tiga faktor yang biasanya menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan janin, yaitu:

“Bayi IUGR merupakan kehamilan dengan risiko tinggi, sehingga harus diobservasi dan ditangani dengan baik dan optimum guna menghindari kejadian IUFD (Kematian janin intrauterin – kematian janin di dalam kandungan),” ungkap dr. Andrew.

Apakah IUGR pada janin bisa dicegah atau diobati? Hal ini tergantung pada penyebabnya, Mothers.

Ilustrasi bayi lahir dengan berat badan rendah. Foto: Thinkstock

Kebanyakan ibu hamil tidak menyadari kondisi janinnya mengalami hambatan pertumbuhan, sampai mereka diberitahu oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan USG. Bahkan beberapa di antaranya juga tidak menyadarinya hingga bayi dilahirkan.

Maka itulah, dr. Andrew menyarankan ibu hamil untuk rutin memeriksakan kandungannya, sehingga dokter dapat memantau pertumbuhan janin lewat pemeriksaan USG hingga pemantauan detak jantung.

Jika ternyata karena malnutrisi, maka Anda harus meningkatkan asupan gizi dan memastikan janin mendapatkan makanan yang cukup.

“Perbaikan nutrisi yang optimum dan jangan lupa persiapkan persalinan dengan baik, baik nanti metode persalinan hingga tempat persalinan, serta apakah membutuhkan again up NICU,” tutur dr. Andrew.

dr. Andrew mengingatkan bayi lahir dengan BBLR meski cukup bulan tetap bisa bertumbuh seperti bayi-bayi lainnya.

“Janin IUGR akan menjadi BBLR, namun bayi BBLR belum tentu stunting. Makanya fokus pada perbaikan nutrisi setelah lahir, dengan pemberian ASI eksklusif hingga nutrisi MPASI yang optimum, terutama 1.000 hari pertama,” tutup dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *