Populer: Nike Kurangi Produksi di China, Sri Mulyani Pastikan APBN Terjaga
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan pemerintah tetap menjaga disiplin fiskal dengan mempertahankan postur defisit APBN sebesar 2,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Nike Kurangi Produksi di China
Presiden AS Donald Trump sebelumnya memberlakukan tarif besar-besaran terhadap sejumlah negara, termasuk China. Dengan adanya tarif, Nike memprediksi akan terdapat penurunan pendapatan pada kuartal pertama karena Nike perlu menambah beban keuangan hingga USD 1 miliar.
Dikutip dari Reuters pada Jumat (27/6), Leader Monetary Officer Nike, Matthew Pal, menyebut saat ini sekitar 16 persen sepatu Nike yang diimpor ke AS berasal dari China yang merupakan goal utama AS dalam kenaikan tarif. Matthew ingin memindahkan sebagian produksi Nike dari China ke negara lain.
“Kami akan mengoptimalkan distribusi sumber produksi dan mengalokasikan ulang produksi ke berbagai negara untuk mengatasi beban biaya baru di pasar AS,” kata Matthew.
Selain mengalihkan sebagian produksinya dari China, salah satu cara Nike untuk mengurangi beban biaya adalah menaikkan harga sejumlah produknya di pasar AS. Meski demikian langkah ini masih dianggap analis sebagai langkah yang aman bagi pangsa pasar Nike di AS.
“Dampak tarif ini memang signifikan. Tapi saya memperkirakan pemain lain di industri olahraga juga akan menaikkan harga, jadi Nike mungkin tidak akan kehilangan banyak pangsa pasar di AS,” kata David Swartz, analis Morningstar Analysis.
Sri Mulyani Pastikan APBN Terjaga
Ia menyampaikan, berbagai program Presiden Prabowo saat ini sudah dirancang dan diperhitungkan sebelumnya dalam kerangka anggaran. Beberapa di antaranya adalah program makan bergizi free of charge (MBG), sekolah rakyat untuk anak-anak kurang mampu, Koperasi Desa Merah Putih, serta Program 3 Juta Rumah.
“Jadi dari sisi anggaran, belanja, meskipun mungkin persepsi dari luar, seolah ada inisiatif baru, belanja baru, tapi disiplin (anggaran) kita tetap jaga dalam hal ini, artinya postur anggaran secara keseluruhan masih sama,” ujar Sri Mulyani dalam suatu wawancara di tengah Pertemuan Tahunan Asian Infrastructure Funding Financial institution (AIIB), dikutip Jumat (27/6).
Ia menambahkan, tidak semua program tersebut akan dijalankan pada tahun 2025, karena bersifat multiyears. Namun, belanja negara diperkirakan meningkat pada paruh kedua 2025 setelah proses transisi dan perampingan anggaran dilakukan di awal tahun.
“Tidak semua program akan dijalankan pada tahun anggaran ini. Beberapa di antaranya akan berlangsung selama beberapa tahun. Namun, belanja negara diperkirakan akan meningkat pada paruh kedua tahun ini,” tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menjelaskan, realisasi belanja negara pada paruh pertama tahun ini berjalan lebih lambat, antara lain karena adanya kementerian baru.
Ia pun menyebut pemerintah telah memangkas anggaran sebesar Rp 300 triliun demi efisiensi, dan saat ini tengah melakukan realokasi anggaran tersebut ke sejumlah program prioritas nasional.