Kenali 4 Tanda Anak Berpotensi Menjadi Pelaku Perundungan
KASUS perundungan (penindasan) yang masih kerap terjadi dan rupanya tidak hanya berdampak pada korban secara langsung, tetapi merembet hingga ke lingkungan sekitar.
Ayah dari seorang dokter bernama Aulia Risma Lestari diketahui meninggal dunia pada Selasa (27/8). Kondisi kesehatan ayah dokter Aulia memang terus menurun usai sang putri meninggal dunia.
Aulia merupakan seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri akibat perundungan. Ia ditemukan tidak bernyawa di indekosnya, Senin (12/8) malam. Dari keterangan polisi, Aulia diduga tewas usai menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya.
Baca juga: Orangtua Berperan Penting Cegah Perundungan Anak
Persoalan perundungan harus ditangani secara serius. Pun penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda seseorang menjadi korban, sehingga bisa segera mengambil tindakan tepat. Namun, bagaimana jika tanda-tanda yang hadir justru orang terdekat kita menjadi pelaku perundungan?
Melansir dari situs SOA (Sahabat Orangtua & Anak), situs informasi pendidikan dan pengasuhan anak yang didirikan dan dikembangkan oleh Hanlie Muliani, M.Psi, Psi., ada 4 tanda yang harus dikenali orangtua bahwa anak berpotensi menjadi pelaku perundungan.
1. Agresif
Apabila anak sering menunjukkan perilaku agresif terhadap orang lain, seperti memukul, mendorong, atau berkata kasar, ini bisa menjadi tanda bahaya.
Baca juga: Orangtua, Ini Ciri-Ciri Anak Korban Perundungan
2. Kurangnya Rasa Empati
Walaupun sering terlupakan, empati adalah sebuah keterampilan yang penting. Apabila anak tampak tak acuh terhadap perasaan orang lain atau menunjukkan sedikit penyesalan ketika sudah menyakiti orang lain, orangtua perlu mengambil tindakan tegas.
3. Sering Melanggar Aturan
Apabila anak secara konsisten mengabaikan aturan, baik di rumah maupun di sekolah, hal ini mungkin merupakan tanda kurangnya rasa hormat dan dapat menjadi tanda kecenderungan terhadap perilaku intimidasi.
4. Tekanan Teman Sebaya
Apabila anak cenderung senang bergaul dengan kelompok anak-anak yang mendorong perilaku negatif, hal itu dapat memengaruhi anak untuk menjadi pelaku intimidasi dan bullying.(M-3)