Anak Muda Malas Baca Kurangi Kemampuan Berpikir Kritis

Anak Muda Malas Baca Kurangi Kemampuan Berpikir Kritis


Anak Muda Malas Baca Kurangi Kemampuan Berpikir Kritis
Warga memilih buku untuk dibaca di perpustakaan umum(Antara)

FENOMENA kuranganya kesadaran membaca di generasi muda berdampak pada kemampuan mereka untuk berpikir kritis. Akibatnya mereka lebih rentan terhadap berita palsu atau hoaks akibat kurangnya pengetahuan dan wawasan.

Plt. Kepala Perpusnas, Endang Aminudin Aziz menjelaskann perlu ada upaya yang menggerakan minat anak muda untuk membaca. Revolusi virtual mengarahkan generasi muda menjadi generasi instan, malas berpikir.

“Sebab mereka mudah mendapatkan informasi hanya dengan satu sentuhan. Terjebak algoritma,” kata Aziz saat dihubungi pada Minggu (15/9).

Baca juga: Body of Language Membangkitkan Antusiasme Membaca di Kalangan Masyarakat

Aziz juga mencatat bahwa arus digitalisasi yang deras memaksa buku bertransformasi ke dalam bentuk virtual. Banyak penerbit dan penulis kini mempromosikan karya mereka melalui media virtual dengan harapan dapat meningkatkan minat baca generasi muda.

Untuk mengatasi masalah ini, Perpusnas rutin mengadakan berbagai kegiatan menarik yang ditujukan untuk menggaet minat baca generasi muda. Beberapa acara yang digelar meliputi nonton bareng (nobar) movie bergenre anak muda dengan unsur edukatif di teater lantai 8, pertunjukan musik, diskusi dengan penulis buku, type display, sayembara di konten media sosial, lomba teka-teki berhadiah, dan lomba baca puisi.

“Generasi muda lahir di technology virtual, dimana perkembangan virtual mencapai puncaknya. Mereka bahkan menjalani interaksi sosial melalui perangkat virtual. Kemampuan terhubung dengan dunia secara instan membentuk pandangan dan cara hidup mereka. Akibatnya, masih banyak generasi muda yang mendapati dirinya minim minat dalam membaca,” ungkapnya.

Aziz menambahkan bahwa lemahnya kemampuan analisis informasi dan penggunaan bahasa yang tidak tepat sering kali menunjukkan kurangnya literasi di kalangan generasi muda.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah diharapkan memainkan peran penting dengan penguatan kurikulum, dorongan terhadap program literasi, serta peningkatan dan penyebaran akses ke perpustakaan. Langkah-langkah ini dirancang untuk memberikan arah yang lebih jelas bagi generasi muda, yang sering disebut sebagai bonus demografi. (Z-8)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *