Tiongkok Sebut AS Munafik, Ini Alasannya
MENTERI LUAR NEGERI Tiongkok Wang Yi mengatakan perang yang saat ini terjadi di Timur Tengah memperlihatkan standar ganda Amerika Serikat dalam isu hak asasi manusia (HAM).
“Jika Amerika Serikat sangat peduli terhadap hak asasi umat Muslim, mengapa mereka terus memprovokasi atau mendukung perang di Timur Tengah dan kawasan lain, sehingga menyebabkan banyak korban umat Muslim yang tidak bersalah?,” katanya, dilansir Anadolu, Jumat (27/9).
Wang melontarkan pertanyaan tersebut kepada Kepala HAM PBB Volker Turk dalam pertemuan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Rabu (25/9). Diplomat kelahiran 19 Oktober 1953 ini mempertanyakan alasan SEBAGAI menutup mata terhadap ketidakadilan historis yang dihadapi masyarakat Arab dan tidak mendukung Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB.
Baca juga: Tiongkok Minta Israel Angkat Kaki dari Palestina
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi juga mempertanyakan mengapa Washington tidak memainkan peran yang semestinya dalam mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza. Wang berpendapat manipulasi politik terhadap isu HAM yang dilakukan oleh negara-negara seperti Amerika menjadi semakin tidak populer di seluruh dunia.
Mengenai Provinsi Xinjiang di barat laut Tiongkok, dia mengklaim isu-isu yang berkaitan dengan warga Uyghur di wilayah tersebut digunakan untuk menyerang dan mencoreng situasi HAM Tiongkok. “Sebagian besar negara-negara Muslim telah lama mengetahui tipu daya Amerika Serikat ini dan memahami bahwa AS hanya menggunakan isu HAM sebagai alasan untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Tiongkok dan negara berkembang lainnya,” katanya.
Tiongkok telah menghadapi kritik atas perlakuannya terhadap etnis Uyghur, tetapi Beijing secara konsisten menolaknya dan menyebutnya sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Tiongkok. Prestasi Beijing dalam melindungi dan mempromosikan HAM telah diakui secara luas dan perkembangan serta kemajuan di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang adalah bukti bagi semua pihak.
“Tiongkok bersedia terlibat dalam conversation dengan semua negara mengenai masalah HAM berdasarkan kesetaraan,” pungkasnya. (I-2)