Desa Tunabesi NTT Atasi Krisis Air dengan Energi Surya

Desa Tunabesi NTT Atasi Krisis Air dengan Energi Surya


Desa Tunabesi NTT Atasi Krisis Air dengan Energi Surya
(MI/HO)

AKSES terhadap air bersih merupakan masalah serius yang dihadapi banyak daerah di Indonesia, terutama wilayah-wilayah terpencil. Kurangnya infrastruktur yang memadai membuat ribuan penduduk harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar ini. Mereka sering kali harus menempuh jarak jauh, melewati medan yang sulit, dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengambil air.

Hal ini dirasakan oleh 2.505 jiwa dari 760 keluarga di Desa Tunabesi, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Penduduk harus menempuh jarak jauh dan medan yang sulit, sering kali berjalan sejauh 2-3 kilometer dan menghabiskan waktu 3-4 jam untuk mengambil air. “Kami harus pergi ambil air jam 4 pagi. Itu pun masih harus mengantre. Siapa yang pergi duluan berarti timba duluan,” cerita Mama Yovita.

Warga juga menambahkan bahwa alternatif membeli air dari tangki pun tidak terjangkau bagi mayoritas warga. Dengan harga Rp250.000 untuk 5.000 liter dan pendapatan bulanan sekitar Rp300.000, banyak keluarga terpaksa berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih.

Baca juga: Gelombang Pasang Putuskan Jalan Antarkecamatan di Nagekeo

Studi WASH oleh UTS-ISF, UI, dan UNICEF pada 2021 menunjukkan bahwa kurangnya air bersih mengakibatkan banyak rumah tangga tanpa akses sanitasi dasar yang berdampak pada masalah kesehatan serius. Hal ini juga meningkatkan risiko malanutrisi dan stunting dengan 77 anak di Desa Tunabesi mengalami stunting pada 2022 yang merupakan angka tertinggi di Kabupaten Malaka.

Namun, sejak 6 September 2024, akses air bersih semakin terjangkau bagi warga. Kolaborasi antara masyarakat Desa Tunabesi, Sun Bankruptcy, dan Central Park Neo Soho Workforce menjadikan desa ini merdeka air. Keterlibatan pemerintah desa dalam usaha dan pendanaan diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap fasilitas air bersih yang dibangun, sehingga proyek ini berkelanjutan untuk generasi mendatang. “Sangat terharu, kerinduan masyarakat akan air bersih sejak lama, tadi saya lihat masyarakat menyambut air dengan penuh suka cita, sangat bangga,” ucap Fransiskus Mollo, Kepala Desa Tunabesi.

“Dulu dari jam 4 pagi hingga siang kita harus ambil air. Ketika musim kemarau, kita baku marah (berebut). Maka ketika saya melihat air yang terjun bebas, luar biasa. Saya merasa sangat senang dan bangga, perjuangan kita berhasil. Itu karena persatuan dan kekompakan kita,” ungkap Wihelmus Seran, warga Desa Tunabesi yang sekarang bertanggung jawab perihal teknis fasilitas air di desa.

Baca juga: Lima Desa di NTT Lumpuh akibat Banjir Tinggi

Warga desa mengeluhkan krisis air, tetapi kini bersyukur saat air naik di Bak Reservoir. Sistem pompa air dapat mendistribusikan 58.000 liter untuk 1.925 warga ditenagai oleh 18 panel surya dengan overall output 9.900 watt-peak. Energi terbarukan menjadi tulang punggung proyek ini mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung pengurangan emisi karbon.

Solusi ini juga menciptakan desa mandiri energi. Selain menyediakan air bersih, proyek ini memberikan pengetahuan tentang perawatan panel surya kepada teknisi lokal di Komite Air. Beberapa warga ditunjuk sebagai anggota komite dan melakukan iuran bulanan untuk insentif dan perawatan fasilitas air.

“Kolaborasi antara masyarakat desa, organisasi nonprofit, dan sektor swasta seperti Central Park Neo Soho Workforce merupakan kunci dalam menghadirkan solusi air bersih berkelanjutan melalui pompa air tenaga surya. Ini langkah nyata dalam mengatasi krisis air bersih yang dihadapi desa-desa di Indonesia dan menjadi type yang dapat direplikasi ke depan,” kata Mustika Wijaya, Founder dan Government Director Sun Bankruptcy. (Ant/Z-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *