Waspadai Gejala Neuralgia Trigeminal Nyeri Wajah yang Dapat Mengganggu Aktivitas Sehari-hari
DOKTER Spesialis Saraf/Neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Mahar Mardjono, Jakarta, dr. Astryanovita, SpS, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala neuralgia trigeminal, terutama jika sering merasakan nyeri di wajah.
Neuralgia trigeminal adalah gangguan saraf kronis yang menimbulkan nyeri intens di wajah, akibat gangguan pada saraf trigeminal, yang berperan sebagai saraf sensorik utama di house wajah. Saraf ini bertanggung jawab dalam mengirimkan rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit, tekanan, dan suhu ke otak.
“Jika merasakan nyeri yang menjalar di wajah, muncul tiba-tiba, sangat sakit, tajam, dan kadang seperti tertusuk atau terbakar, dengan intensitas nyeri yang berat, dan biasanya hanya mengenai satu sisi wajah,” ungkap dr Astryanovita saat berbicara dalam sebuah seminar bold tentang kesehatan saraf yang dilansir dari Antara, Minggu (06/10).
Baca juga: Perbanyak Konsumsi Sayur, Makan Sosis dan Daging Olahan Tingkatkan Risiko Demensia
Astrya menambahkan rasa sakit akibat gangguan ini bisa muncul spontan atau dipicu oleh aktivitas sehari-hari seperti makan, mencuci muka, atau menggosok gigi. Selain itu, penyakit lain seperti masalah gigi atau sinusitis bisa menimbulkan gejala serupa.
Ia menyarankan agar mereka yang merasakan gejala ini segera memeriksakan diri ke dokter. Salah satu cara untuk mendeteksi penyakit ini adalah dengan menggunakan teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memeriksa wajah.
“Penggunaan MRI penting karena dapat membantu mengetahui penyebab neuralgia trigeminal. Ada tiga tipe penyebabnya,” jelasnya.
Baca juga: Selangkangan Sering Basah? Ini Cara Mengatasinya
Astrya merinci tiga tipe tersebut, yaitu tipe klasik yang disebabkan tekanan pada pembuluh darah, tipe sekunder yang disebabkan penyakit lain, serta tipe idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya.
Dalam penanganannya, pasien akan mendapatkan obat untuk meredakan nyeri saraf, dan dalam beberapa kasus mungkin memerlukan operasi untuk memastikan kesembuhan. Tingkat keberhasilan operasi cukup tinggi, mencapai 62%-89%, dengan angka kekambuhan kurang dari 2% dalam lima tahun setelah operasi.
“Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mengetahui dengan pasti apa penyebab rasa sakitnya. Tetap semangat, jangan putus asa atau depresi, karena kita tidak sendirian dalam upaya mencapai kesembuhan,” tutup dr. Astrya. (Z-3)