Pendapatan Negara Disebut Bocor Rp300 Triliun, Tim Prabowo Beri Penjelasan
Kebocoran penerimaan negara hingga Rp300 triliun yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo disebut berasal dari setoran pajak yang belum dibayarkan dan belum dioptimalisasi.
Hal itu disampaikan ekonom senior sekaligus Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Drajad Wibowo kepada pewarta di Jakarta, Rabu (9/10).
“Yang tidak terkumpulkan ini adalah salah satunya contohnya adalah kasus-kasus pajak yang sudah inkrah, yaitu wajib pajak yang sudah kalah, inkrah,” jelasnya.
Baca juga: Badan Penerimaan Negara tidak akan Terbentuk Tahun Depan
“Jadi sudah tidak ada lagi peluang peninjauan kembali. Mahkamah Agung sudah memutuskan selesai, halas, end. Tapi mereka tidak bayar. Ada yang 10 tahun belum bayar, ada yang 15 tahun belum bayar,” lanjut Drajad.
Namun dia enggan membeberkan lebih lanjut apa upaya yang akan ditempuh oleh pemerintahan baru untuk mendapatkan potensi penerimaan negara tersebut. Hal yang pasti, kata Drajad, hal itu terjadi dan amat disayangkan.
“Bahkan saya sebenarnya ingin mengatakan jumlahnya sebenarnya lebih besar dari itu. Lebih besar, cuma Pak Hasim sudah menyampaikan Rp300 (triliun), kita pakai angka Rp300 (triliun),” tuturnya.
Diketahui sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang juga adik dari presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan adanya kebocoran penerimaan negara dari sektor perkebunan sawit senilai Rp300 triliun.
Information tersebut ia peroleh dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kebocoran itu, kata Hashim, muncul karena jutaan hektare lahan sawit dikuasai oleh pengusaha sawit ilegal. (Z-11)