Pesantren dan Lapas Tempat Berisiko Penularan TBC
INDONESIA merupakan negara kedua tertinggi beban TBC setelah India. Kasus TBC terus meningkat dari ke waktu. Butuh perhatian banyak pihak
agar mata rantai penyebaran TBC dapat terputus.
“Kita terus menjaring penderita TBC hingga akhir tahun ini, sehingga diharapkan mata rantai penularan TBC dapat diketahui dan diputus,” ujar
Kasi P2M Dinas Kesehatan Kota Padang, Eva Westari, Rabu (31/7).
Eva Westari tak menampik jika penyebaran TBC terdapat di berbagai tempat. Termasuk di tempat berkumpul atau banyak orang.
Baca juga: Cegah Tuberkulosis di Lingkup Pesantren
“Pesantren Dan halaman merupakan tempat berisiko terjadi penularan TBC,” ungkapnya.
Eva mengimbau kepada pemilik pesantren bekerja sama dengan puskesmas untuk melakukan skrinning TBC pada anak pesantren, guru, maupun karyawan.
“Sehingga mereka yang bergejala cepat kita obati,” ucapnya.
Sisi lain, Eva mengatakan pada 2024 Kota Padang diestimasikan terdapat 4.838 kasus TBC, namun yang telah ditemukan consistent with Juli ini baru sebanyak
2.122 kasus TBC. Sebanyak 16,4 persen kasus berasal dari luar kota, sedangkan sekitar 83 persen (1.773 kasus) berasal dari dalam kota yang
tersebar di 11 Kecamatan se-Kota Padang.
Menurut kelompok umur, kasus TBC ini sebanyak 20 persen terjadi pada anak usia 0-14 tahun, 80 persen terjadi pada usia 15 tahun ke atas. (H-2)