Cabup-Cawabup Garut Janji Hidupkan Objek Wisata Ikonik Situ Bagendit
PARA calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Garut sama-sama berjanji untuk menghidupkan kembali objek wisata ikonik Situ Bagendit.
Destinasi wisata itu telah lama menjadi magnet wisatawan yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Hal itu disampaikan kedua paslon dalam debat Pilkada Garut yang berlangsung Rabu (23/10).
Adapun pasangan cabup-cawabup nomor urut 1, Helmi Budiman-Yudi Nugraha Lasminingrat (Someah) dan calon cabup-cawabup nomor urut 2, Abdusy Syakur Amin-Luthfianisa Putri Karlina (Santri) dalam beberapa waktu lalu melakukan debat akan mengembangkan dan menghidupkan kawasan destinasi wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi.
Caawabup nomor urut 2, Luthfianisa Putri Karlina, mengatakan Kabupaten Garut selama ini memiliki destinasi wisata Situ Bagendit dan untuk menghidupkan kawasan tersebut harus membangun narasi dari dongeng yang ada. Selain itu, Situ Bagendit Situ Bagendit memiliki potensi wisata bertaraf internasional.
“Destinasi wisata Situ Bagendit membutuhkan narasi bersumber dari dongeng kebudayaan dan dongeng masyarakat, cerita rakyat untuk meningkatkan potensi pariwisata. Karena, tanpa narasi, tanpa cerita yang menarik, tanpa orang yang pandai berdongeng pariwisata atau potensi alam di Kabupaten Garut hanya menjadi situs yang mati, hampa hanya akan penghamburan anggaran dan juga tidak akan menarik wisatawan lokal sekalipun,” katanya.
Ia mengatakan, Kabupaten Garut memang memiliki potensi pariwisata dan yang dibutuhkan adalah para ahli untuk mengharmonisasi semua itu menjadi sebuah dongeng menarik yang bisa mengangkat kunjungan pariwisata. Untuk tujuan itu, bisa dipelajari dari manuskrip, sasakala tentang Nyi Endit.
Sementara itu, cawabup nomor urut 1, Yudi Nugraha Lasminingrat, mengatakan kawasan destinasi wisata Situ Bagendit memang harus memiliki modal utama yang harus tetap dikembangkan untuk meningkatkan daya tarik orang luar datang ke Kabupaten Garut. Akan tetapi, untuk meningkatkan bukan hanya cerita dongeng saja tapi yang harus dikuatkan adalah visualisasi potensi alam.
“Orang bisa menikmatinya dengan mata dan pariwisata tentu yang dipanjangkan adalah mata dan rasa sepertinya jawaban tersebut kurang mengenai, karena lebih menceritakan tentang sebuah dongeng padahal memikat pariwisata itu adalah rasa yang datang dari mata dan turun ke hati,” paparnya. (AD/J-3)