Grant Thornton Gagas Dimulainya Pengelolaan Limbah dari Rumah

Grant Thornton Gagas Dimulainya Pengelolaan Limbah dari Rumah


Grant Thornton Gagas Dimulainya Pengelolaan Limbah dari Rumah
Bersama mitranya, Grant Thornton Indonesia mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada program keberlanjutan lingkungan.(Dok. Grant Thornton Indonesia)

GRANT Thornton Indonesia mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada program keberlanjutan lingkungan. Lewat kegiatan CSR bertajuk #WhatRemains, tahun ini, Grant Thornton tak hanya sekadar fokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam melakukan konsumsi harian, terutama terkait penggunaan produk perawatan pribadi, kecantikan, dan kebutuhan sehari-hari.

Head of Fortify Products and services Grant Thornton Indonesia Mul Halimwidjaya mengungkapkan pentingnya acara itu dalam konteks tanggung jawab bersama untuk keberlanjutan.

“Inisiatif CSR dari Grant Thornton Indonesia tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan CSR Day 2024 yang berlangsung selama kurang lebih sebulan, kami mulai dengan sosialisasi melalui media sosial dan mendorong partisipasi aktif dari teman-teman karyawan Grant Thornton Indonesia, yaitu GT-Zens, melalui salah satu kegiatan utama kami yang mencakup pengumpulan produk kecantikan atau produk perawatan kulit bekas yang dikelola bersama mitra kolaboratif kami, untuk menginspirasi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab dan bijak dalam konsumsi,” ucap Mul dalam keterangan resminya, Rabu (30/10).

Melalui program-program tersebut, sambung dia, Grant Thornton tidak hanya mendorong untuk mendaur ulang, tetapi juga menginspirasi kebiasaan bertanggung jawab di setiap lapisan masyarakat, mulai dari kebiasaan kecil di rumah hingga pola konsumsi yang lebih bijaksana.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan CSR Day 2024, kegiatan tersebut mencakup pengumpulan produk kecantikan atau produk perawatan pribadi yang tidak dipakai untuk dikelola oleh mitra kolaboratif.

Sejak awal kampanye ini, Mul mengungkapkan Grant Thornton Indonesia telah berhasil mengumpulkan 89,2 kg sampah yang terdiri dari 1.726 produk bekas produk perawatan pribadi. Dari jumlah tersebut, saat ini Kertabumi Recycling Heart sudah berhasil mendaur ulang lebih dari 30% yang diharapkan dapat memberi dampak positif bagi lingkungan, sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang pengelolaan limbah yang berkelanjutan.



“Melalui inisiatif #WhatRemains, Grant Thornton Indonesia berharap dapat terus mendorong kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga lingkungan. Dimulai dari langkah-langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari hingga partisipasi aktif dalam program keberlanjutan di tingkat komunitas, kami ingin menginspirasi perubahan positif yang berkelanjutan. Melihat antusiasme dari para karyawan kami (GT-Zens), kami berharap kegiatan ini ke depannya dapat menjadi program rutin sebagai wujud komitmen nyata Grant Thornton Indonesia dalam mendukung program keberlanjutan,” tandasnya.

Di sisi lain, Co-Founder dan PR Director dari Kertabumi Recycling Heart Santi Novianti menambahkan tentang peran penting masyarakat dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan, masyarakat dapat memulai dari hal paling sederhana, seperti memilah sampah di rumah. Kebiasaan itu memungkinkan financial institution sampah untuk mengolah kembali atau meng-daur ulang sehingga sampah tidak terbuang sia-sia.

“Sangat penting bagi kita semua untuk menghargai pekerjaan para pemulung yang membantu mengurangi sampah di lingkungan kita,” bebernya.

Ia menyatakan, meski tidak terlihat adanya perbedaan besar antara pria dan wanita dalam kesadaran lingkungan, perempuan memang cenderung lebih peduli terhadap sampah rumah tangga sehari-hari.

“Ini adalah kebiasaan kecil, namun sangat penting, karena Indonesia sudah dalam kondisi darurat sampah. Dengan langkah ini, kami berharap para GT-Zens dapat mulai beraksi dari hal-hal kecil di rumah,” jelas Santi.

Sementara itu, Co-Founder dari Demibumi Jessica Halim menyoroti pentingnya kebiasaan ramah lingkungan yang sering terabaikan di rumah tangga.

“Kami di rumah punya 5 tempat sampah khusus untuk memilah jenis-jenis sampah yang berbeda. Sistem ini memang butuh komitmen tinggi, dan salah satu tantangan utamanya adalah memastikan keluarga tetap konsisten. Semua anggota keluarga, termasuk anak-anak, ikut terlibat dan sadar dalam mengelola sampah ini seperti menjadi ‘polisi sampah’. Hal ini bukanlah perkara yang mudah, namun, dengan kesadaran dan toleransi, lama-kelamaan kebiasaan ini bisa menjadi hal alami. Kami ingin menunjukkan bahwa perubahan kecil di rumah bisa membawa manfaat nyata, bahkan bisa menghasilkan keuntungan,” ungkap Jessica. (E-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *