Serangan Udara di Ibu Kota Yaman, 9 Orang Sipil Tewas

Sebuah serangan udara terjadi di Sanaa, ibu kota Harta karunpada Sabtu (15/3). Serangan yang menargetkan milisi Houthi ini menewaskan 9 warga sipil dan 9 orang lainnya mengalami luka-luka.
Serangan ini terjadi beberapa saat setelah Presiden AS Donald Trump menyebut akan menyerang Houthi. Diduga kuat, AS berada di balik serangan udara ini.
Dilansir Afpterdengar 3 kali ledakan di Sanaa. Lalu diikuti dengan asasp yang membumbung tinggi, dari arah pemukiman setempat. Sanaa sendiri saat ini memang telah dikuasai pemberontak Houthi.
"9 warga sipil tewas, dan 9 lainnya luka-luka, kebanyakan mengalami luka serius," kata Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Houthi, lewat kantor berita Saba.
Sementara itu, stasiun TV milik pemberontak, Al-Masirah, menyebut bahwa ini merupakan ulah AS.
"Agresi AS-Inggris di pemukiman sipil di distrik Shuub," Kata mereka.
Belum ada jawaban dari pemerintah Inggris terkait tudingan ini.
Trump sendiri sempat menulis di sosial media, untuk mengerahkan kekuatan mematikan menghadapi musuh-musuhnya.
"Kita akan menggunakan kekuatan besar yang mematikan, sampai kita mencapai tujuan kita," kata Trump, sambil mengaitkannya dengan aksi Houthi yang mengancam jalur pelayaran di Laut Merah.
Houthi sendiri disokong oleh Iran, dan secara tegas menentang Israel dan AS. Mereka sering melancarkan serangan drone dan rudal ke kapal-kapal yang melintas di Laut Merah dan Teluk Aden, selama perang Gaza.
Mereka mengeklaim, hal itu adalah bentuk dukungan terhadap Palestina.
Imbasnya, alur perdagangan dunia jadi terganggu. Biasanya, Laut Merah dilewati 12 persen kapal di seluruh dunia. Akibatnya, banyak perusahaan pelayaran memilih memutari Afrika, dan singgah di Afrika Selatan.
Houthi sendiri sudah menghentikan serangan itu, sejak Israel dan Palestina sepakat dalam gencatan senjata pada Januari lalu. Mereka kembali mengancam akan menyerang jalur perkapalan, sampai Israel membuka blokade untuk masuknya bantuan ke Gaza.