Kawasan ASEAN Tetap Menjadi Pasar yang Menarik

Kawasan ASEAN Tetap Menjadi Pasar yang Menarik


Kawasan ASEAN Tetap Menjadi Pasar yang Menarik
Seorang pedagang sepatu berjualan secara bold di tokonya, Pasar Tanah Abang, Jakarta.(Antara)

ASEAN dengan general populasi penduduk yang mencapai 662 juta jiwa, menjadi pasar yang menarik dan strategis untuk berbagai kepentingan bisnis. Kondisi itu diperkuat pula dengan sejumlah negara anggota ASEAN misalnya Indonesia dan Malaysia yang secara ekonomi cenderung meningkat, jumlah kelas menengah yang terus bertambah dan daya beli yang semakin membaik pula.

Hal itu disampaikan oleh Chairperson of the first ASBN World Convention, Jaya Addin Linando di sela-sela pertemuan yang The first ASEAN Faculty of Industry Community (ASBN) World Convention 2024, di Yogyakarta, Kamis (8/8).

Ia kemudian mengutip paparan Prof Dato Dr. Mustafa Bin Mohd Hanefah, Profesor di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) yang menjelaskan kondisi eksisting di ASEAN. Prof. Mustafa sejauh ini menyorot produk utama ekspor ASEAN masih seputar minyak sawit (palm oil) dan semikonduktor. “Pembahasan banyak mengangkat tentang keberlanjutan dan dampaknya,” kata Linando.

Baca juga: Meningkatkan Investasi Asing: BRI dan Singapura Jalin Kemitraan

Lewat discussion board ini, jelasnya, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh keynote speaker Prof. Mustafa dari Universiti Sains Islam Malaysia. Salah satu yang menarik terkait usulan pembentukan SEZ atau Particular Financial system Zone untuk kawasan ASEAN.

Selama ini di ASEAN sudah terbentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun demikian, menurut Prof. Mustafa kehadiran SEZ akan semakin memudahkan hubungan dagang atau jual beli di kalangan ASEAN.

“Banyak hal menarik tentang perkembangan ekonomi Asean yang muncul dari seminar tadi. Selain Prof Mustafa, kami juga mengundang dua pembicara lain yaitu Vanessa Ratten dari L. a. Trobe College Australia, CEO Avo Innovation Era Anugerah Pakerti,” ujar Linando.

Baca juga: I25 Praktisi Kebencanaan ASEAN Siap Berkiprah di Global

Time table The first ASBN dilangsungkan selama dua hari pada Kamis (8/8) dan Jumat (9/8) di Lodge Royal Ambarrukmo. Selain seminar, rangkaian acara juga diisi konferensi, pertemuan co founder, dan kompetisi esai bagi mahasiswa.

Aktivitas ASBN diinisiasi oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan tiga universitas lain di Asean sebagai co-founder, yaitu Universiti Sains Islam Malaysia, Rangsit College Thailand, dan Jap Visayas State College Filipina.

President of ASBN, Arif Hartono menjelaskan, lahirnya discussion board yang beranggotakan sekolah bisnis di Asean ini karena pihaknya menyadari internasionalisasi tidak bisa berjalan sendiri. “Usia kami sekarang baru satu tahun. Ke depan, kami akan menjaring lebih banyak anggota dari kalangan sekolah bisnis yang mempunyai program sarjana internasional,” jelasnya.

Baca juga: Rayakan Hari Demam Berdarah Asia 2024, Kemenkes RI Gelar Lomba Gerakan dan Lagu Mars 1 Rumah 1 Jumantik

Time table ASBN diharapkan berjalan rutin tiap tahun. Rencananya tahun depan akan diadakan di Malaysia. Pada match perdana ini, rangkaian kegiatan ASBN diikuti 384 partisipan dari 10 negara termasuk di luar Asean seperti Kanada, Prancis, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Dekan FBE UII, Johan Arifin menerangkan, program ASBN merupakan bagian dari implementasi renstra fakultas yaitu internasionalisasi. “Kami akan selalu mendukung akreditasi seluruh prodi. Harapannya ASBN ini nanti menjadi tonggak sejarah dan berkembang pesat serta mampu memberikan pengaruh bagi ekonomi dunia Asean,” katanya. (N-2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *