Doa Mohon Perlindungan dari Musibah yang Menimpa Orang Lain
BANYAK musibah terjadi di sekitar kita. Ada banjir, gempa, kecelakaan, sakit, dan berbagai bentuk musibah yang datang. Ada doa yang diajarkan Nabi Muhammad MELIHAT bahwa kita dilindungi Allah dari musibah yang kita saksikan untuk selamanya.
Menurut Habib Muhammad bin Alwi Al-Hadad, musibah itu dibagi dua ada musibah dunia dan musibah akhirat. Musibah dunia seperti tabrakan atau kecelakaan.
“Apaan tuh macet? Ada orang naik motor kelindes kontainer. Langsung baca doa itu. Begitu mendengar ada pesawat jatuh buru-buru saya baca tuh. Kita sering naik pesawat jadi waswas,” ujarnya.
Baca juga: Doa Kemakmuran Nabi Musa, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa
Namun ingat, ketika melihat atau mendengar musibah dunia, baca doa itu pelan-pelan. Kalau baca doa itu sampai terdengar orang yang terkena musibah nanti muncul ketersinggungan.
Misal, “Bang ya Allah toko saya kebakar. Kita baca doa itu kencang-kencang nanti bisa berantem ente.”
Namun, kalau musibah agama, ia menganjurkan kita membaca doa itu dengan kencang. Contoh, “Gue semalam berhasil merayu janda sampai zina? Baca yang kencang. Alhamdulillah enggak kena musibah itu. Sampai mati jangan sampai kayak begitu.”
Baca juga: Tafsir Surat Al-Ma'idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul
Bagaimana bacaan doanya? Berikut penjelasannya.
Doa mohon perlindungan dari musibah
Doa ini diriwayatkan Imam Tirmidzi Nomor 3431 dan Imam Ibnu Majah Nomor 3892.
Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari bencana yang Dia derita dan melebihkanku dari banyak ciptaan-Nya.
Allhamdulillah ladzii 'a mulut mimmab talaaka bihi wafadh lahir 'alaa katsiirn mimman khalaqa tafdhiilaa.
Baca juga: Doa Nabi dan Rasul dalam Al-Qur'an
Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang menimpa kalian dan sungguh memuliakanku dari banyak makhluk lainnya.
Dari riwayat Ibnu Umar dan dari ayahnya, Umar radhiyallahu 'anhu, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melihat orang lain menderita musibah, maka dia bersabda: (doa di atas), dia akan selamat dari musibah itu, apapun musibah yang menimpanya selama dia masih hidup.”
Dalam riwayat di atas ada kalimat lanjutan diriwayatkan dari Abu Jakfar bin Ali bahwa ia berkata, “Jika ada yang melihat yang lain tertimpa musibah, memintalah perlindungan (pada Allah) darinya. Hendaklah ia mengucapkan bacaan tadi, tetapi jangan sampai didengar oleh orang yang tertimpa musibah.”
Baca juga: Tiga Ulama Indonesia yang Menjadi Imam Masjidil Haram
Penulis Tuhfatul Ahwadzi, Syaikh Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfuri berkata, bahwa maksud dari melihat yang lain tertimpa musibah, yaitu musibah yang menimpa badan seperti lepra, cebol (terlalu pendek), jangkung (terlalu tinggi), buta, pincang, tangan bengkok, dan semacamnya. Yang dimaksud juga ialah musibah yang menimpa agama seseorang, seperti kefasikan, kezaliman, terjerumus dalam bidah, kafir, dan selainnya.
Diterangkan pula bahwa baiknya doa tadi diucapkan lirih di hadapan orang yang tertimpa musibah dunia (seperti tertimpa penyakit), termasuk juga yang tertimpa musibah agama apalagi kalau ada dampak negatif jika diucapkan di hadapannya. Namun bisa jadi doa tadi dikeraskan di hadapan orang yang tertimpa musibah agama agar melarang dari maksiat yang dilakukan sehingga ia bisa tercegah (sadar). (Z-2)