Rontgen Berkala Murah untuk Deteksi Kanker Paru

PEMERIKSAAN berkala bisa menjadi upaya preventif untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin termasuk kanker paru. Dokter spesialis paru sekaligus Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Agus Dwi Susanto menekankan pemeriksaan kanker secara rutin setahun sekali sangat diperlukan tapi juga murah meriah.
“Sebenarnya skrining sederhana hanya foto rontgen. Deteksi dinding kanker paling sederhana dengan foto rontgen, nggak mahal. Sekarang zaman virtual foto Rp50 ribu bisa,” kata Agus di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (10/10).
“Jadi nggak perlu dicetak, diprint, minta hasil digitalnya bisa. Rp50 ribu ada beberapa laboratorium, kalau rata-rata sih sekitar Rp100 ribu setahun sekali jumlah segitu nggak mahal kan,” tambahnya.
Baca juga: Ebus, Teknologi untuk Mendiagnosis Kanker Paru-Paru
Ia menjelaskan gejala yang paling sering bisa terjadi pada pengidap kanker paru adalah batuk berulang, batuk darah, berat badan turun, nyeri dada, dan sesak nafas. Bila muncul gejala-gejala penyakit seperti gejala pernafasan tersebut pada kelompok yang beresiko sebaiknya melakukan upaya skrining atau deteksi dini.
Gejala yang ditimbulkan gejala fisik selain gejala yang dirasakan oleh pasien tadi adalah gejala pernafasan. Selain itu gejala dari kanker paru adalah bisa muncul seperti pembesaran kelenjar, pembesaran di leher.
“Ada kelenjar yang membesar atau dada yang tidak simetris. Hanya sering kali kalau masa kanker masih kecil di paru sering tidak ada tanda-tanda yang bisa terlihat. Beberapa tanda yang mungkin juga berkaitan yang disebut sebagai paraneoplastic syndrome, misalnya bentuk kuku yang tidak commonplace berbentuk bulat-bulat gemuk,” ungkapnya.
Minimum melakukan pemeriksaan foto rontgen atau foto toraks secara berkala minimum satu tahun sekali, yaitu dengan scientific take a look at up, dengan foto toraks depan belakang dan foto toraks lateral atau dari samping.
“Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merekomendasikan gunakan skrining, CT scan, potongan terbatas itu lebih sensitif hasilnya untuk bisa mendeteksi kanker paru pada stadium yang lebih dini, stadium yang lebih awal,” pungkasnya. (H-2)